Rabu, 29 Juni 2011

TekhniK Mendapat Pasangan UntuK Cowok Gendut

Punya badan gendut itu gampang-gampang susah. Selain masalah baju, tidak jarang dari mereka juga punya masalah dalam mencari pasangan. Penyebabnya bisa bermacam-macam. Mulai dari penampilan, kepribadian, sampai dengan soal kepercayaan diri.

Saya sendiri sering dianggap sebagai cowok gendut dan sudah berkali-kali mengalami berbagai kendala dalam melakukan pendekatan terhadap seseorang yang saya sukai.


Artikel ini saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi, pengamatan, dan analisa saya. Alasan saya menulis topik ini tidak lebih untuk berbagi dan siapa tahu bisa membantu teman-teman dengan masalah serupa.

Pada umumnya, cowok gendut suka diperlakukan sebagai bahan olok-olok, dianggap lambat, dan kurang menarik. Apalagi kalau kita melihat iklan-iklan (ataupun tayangan di media) yang begitu mengutamakan kesempurnaan tubuh. Semakin atletis badan seorang cowok, maka seakan-akan semakin digemari oleh para cewek. Sedangkan cowok-cowok gendut biasanya jadi figuran untuk bahan lucu-lucuan. Kondisi ini sedikit banyak akan membentuk stereotype di mana para cowok gendut dipandang sebelah mata.

Ini bukan berarti saya memusuhi mereka yang punya badan atletis dan ditaksir oleh banyak cewek. Menurut saya itu sah-sah saja. Toh untuk bisa seperti itu mereka juga sudah berusaha keras. Tapi sebagai cowok gendut, saya menyadari dan mengerti dengan kendala-kendala yang dihadapi oleh para cowok gendut ketika ingin mencari pasangan.


Kendala 1: Negative Self-Image

Cowok gendut banyak yang merasa dirinya tidak menarik dan beranggapan kegendutan mereka sebagai penghalang untuk mendapatkan pasangan. Ekstra kilogram yang dibawanya seakan menjadi beban yang sedikit demi sedikit membuat redup daya tarik mereka sebagai seorang individu.

Saya sendiri pernah mengalami hal yang sama. Ketika itu saya merasa terbebani dan merasa malu dengan berat dan bentuk badan. Terlebih lagi ketika saya melihat para cewek yang sepertinya bahagia sekali berjalan mesra dengan cowoknya yang tidak gendut. Sepertinya makin pudar saja harapan saya untuk bisa mendapatkan seorang kekasih.

Akibat dari itu semua, saya menghukum diri sendiri dengan melabeli diri sebagai tidak menarik. Saya memandang rendah diri saya dan menarik diri.

Ketika saya amati, ternyata saya tidak sendirian. Cowok-cowok gendut yang lain ternyata juga mengalami hal yang hampir sama. Mereka tidak percaya diri dan cenderung menghindari para cewek. Bukan karena mereka tidak tertarik, tapi karena mereka tidak yakin ada cewek yang mau dengan mereka.

Pada kasus-kasus tertentu malah ada cowok gendut yang menggunakan kata-kata yang melecehkan. Seakan-akan cewek itu pikirannya sempit, hanya mau dengan cowok yang berduit banyak, dan tentunya hanya mau dengan cowok yang badannya atletis. Kalau mau jujur, menurut saya itu hanya bentuk pembelaan dirinya saja karena dia tidak yakin dengan dirinya sendiri (insecure).

Menyedihkan ya? Yup. Dan yang membuat lebih parah lagi ada cowok-cowok gendut yang menggunakan kesedihan untuk menarik perhatian si cewek. Mereka bilang, “…tapi kan gue gendut,” dengan nada sedih dan berharap si cewek jadi kasihan dengan dirinya.

Salah besar.

Berbuat seperti itu malah semakin mengkonfirmasi bahwa dirinya tidak menarik. Mengasihani diri sendiri sering dilakukan orang untuk mendapatkan simpati. Ada yang berhasil, tapi pada umumnya hanya berujung kegagalan. Apalagi untuk mendapatkan pasangan. Saya bisa jamin, lebih banyak gagalnya daripada berhasilnya.

Mengasihani diri sendiri tidaklah efektif karena akan menurunkan nilai jual kita di mata si cewek. Si cewek akan memandang kita payah dan upaya kita dengan memelas akan dianggap sebagai cari-cari alasan saja. Obrolan pun menjadi tidak menarik dan membosankan. Jangan heran kalau si cewek akan lebih memilih orang lain.



Solusinya yaitu Hargai Diri Sendiri dengan Merubah Pola Pikir

Setiap manusia tercipta dengan kelebihannya masing-masing. Tapi kelebihan-kelebihan tersebut berbentuk potensi dan kita perlu mengolahnya untuk bisa menguntungkan.

Pengolahan potensi dimulai dengan menghargai diri kita sendiri. Yaitu dengan membangkitkan rasa percaya diri dengan apa yang kita miliki. Karena orang yang percaya diri hatinya akan lebih tenang, lebih optimis, lebih bisa berfikir jernih, dan tentunya akan lebih menarik.

Rubahlah pandangan dan berhenti berasumsi bahwa jadi orang gendut itu tidak menarik. Jangan kegendutan menghalangi kita untuk bisa menjadi orang yang tampil percaya diri.

Dulu saya berpikir bahwa badan yang gendut tidak menjual (tidak menarik bagi lawan jenis). Karena saya pikir apa menariknya lemak di sana sini? Pakai bajupun tidak terlihat bagus karena lipatan lemak nongol di mana-mana.

Pikiran seperti itu terus saya pelihara dan tanpa saya sadari, saya malah menciptakan image bahwa saya memang tidak menarik. Ditambah lagi dengan sikap saya yang cenderung menghindar dan terlihat acuh (maksudnya sih biar dibilang cool).

Tapi saya keliru. Saya salah langkah dengan bersikap dan berpikiran seperti itu. Ujung-ujungnya para cewekpun melihat saya sebagai cowok yang tidak menarik, tidak pede, dan lebih senang hidup sendirian.

Bete? Tentu saya bete. Lalu saya mencoba mencari penyebab saya bisa dalam kondisi seperti itu. Tidak mudah memang. Saya melalui beberapa proses. Mulai dari menyalahkan media, menyalahkan masyarakat, bahkan menyalahkan para cewek. Tapi itu semua sia sia, sampai akhirnya saya menemukan sumber masalahnya: diri saya sendiri.

Saya pun tersadar dan memaksa diri untuk merubah pola pikir. Saya mencoba melihat kegendutan saya sebagai daya tarik dan bukan lagi sebagai hambatan. Terus saya melakukan ini dan lama kelamaan rasa percaya diri saya tumbuh kembali. Kegendutan yang dulu saya pandang sebagai penghalang untuk bisa jadi orang yang menarik, kini berubah menjadi sebuah potensi yang bisa membuat orang tertarik.

Saya jadi punya semangat dan harapan baru. Sikap saya dalam bergaul pun akhirnya berubah ke arah yang lebih positif. Yang tadinya menghindar sekarang lebih aktif dan partisipatif (pede untuk nimbrung).

Contoh kecilnya saja ketika saya diledek karena saya gendut. Dulu saya cenderung mengacuhkan orang yang meledek, tapi sekarang saya malah bisa ngeles sambil tersenyum. Saya bilang, “Eit jangan sirik, gendutnya gue ini kayak sofa Italy. Enak untuk dipeluk dan dipegang. Kalau cowok tegap mah keras, kayak papan. Pilih mana sofa Italy atau papan?”

Mungkin alasan saya tadi terdengar seperti mengada-ada. Tapi itu akan menciptakan persepsi bahwa kita nyaman dengan diri kita. Orang lain akan memandang diri kita sebagai orang yang bersikap positif dengan “kekurangan” yang kita miliki.

Ketika kita merasa nyaman dengan kegendutan kita, kita pun menjadi lebih pede untuk bersosialisasi. Mata kita akan melihat hal-hal yang sebelumnya tidak pernah kita pikirkan.

Seorang cowok yang merasa nyaman dengan dirinya sendiri, secara otomatis akan memancarkan kepercayaan diri yang lebih baik. Dia akan lebih bersikap terbuka, lebih bisa tersenyum, dan lebih menyenangkan. Ah, cewek mana yang tidak suka dengan cowok yang open-minded, murah senyum, dan menyenangkan untuk berada di dekatnya?

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Templates | Affiliate Network Reviews